Banyak organ bekerja sama untuk membentuk sistem pencernaan Anda.
Organ-organ ini mengambil makanan dan cairan yang Anda makan dan memecahnya menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin. Nutrisi kemudian diangkut melintasi usus kecil dan masuk ke aliran darah, menyediakan energi untuk pertumbuhan dan perbaikan.
Enzim pencernaan diperlukan untuk proses ini, karena mereka memecah molekul seperti lemak, protein, dan karbohidrat menjadi molekul yang lebih kecil yang dapat dengan mudah diserap.
Ada tiga jenis utama enzim pencernaan:
- Protease: Memecah protein menjadi peptida kecil dan asam amino
- Lipase: Memecah lemak menjadi tiga asam lemak ditambah molekul gliserol
- Amilase: Memecah karbohidrat seperti pati menjadi gula sederhana
Enzim juga dibuat di usus kecil, termasuk laktase, maltase, dan sukrase.
Molekul makanan tidak dapat dicerna secara memadai jika tubuh tidak dapat membuat enzim pencernaan yang cukup. Ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti intoleransi laktosa.
Dengan demikian, mengonsumsi makanan yang mengandung enzim pencernaan alami dapat membantu meningkatkan pencernaan.
Berikut 12 makanan yang mengandung enzim pencernaan alami.
1. Nanas
Nanas adalah buah tropis lezat yang kaya akan enzim pencernaan.
Secara khusus, nanas mengandung sekelompok enzim pencernaan yang disebut bromelain.
Enzim ini adalah protease, yang memecah protein menjadi bahan penyusunnya, termasuk asam amino. Ini membantu pencernaan dan penyerapan protein.
Bromelain dapat dibeli dalam bentuk bubuk untuk membantu melunakkan daging yang keras. Ini juga tersedia secara luas sebagai suplemen kesehatan untuk membantu orang yang kesulitan mencerna protein.
Sebuah studi pada orang dengan insufisiensi pankreas, suatu kondisi di mana pankreas tidak dapat membuat cukup enzim pencernaan, menemukan bahwa mengonsumsi bromelain yang dikombinasikan dengan suplemen enzim pankreas meningkatkan pencernaan lebih dari suplemen enzim saja.
Ringkasan: Nanas mengandung sekelompok enzim pencernaan yang disebut bromelain, yang membantu memecah protein menjadi asam amino. Bromelain juga tersedia sebagai suplemen.
2. Pepaya
Pepaya adalah buah tropis lain yang kaya akan enzim pencernaan.
Seperti nanas, pepaya juga mengandung protease yang membantu mencerna protein. Namun, mereka mengandung kelompok protease berbeda yang dikenal sebagai papain.
Papain juga tersedia sebagai pelunak daging dan suplemen pencernaan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi formula berbahan dasar pepaya dapat membantu meringankan gejala pencernaan IBS, seperti sembelit dan kembung.
Jika Anda ingin makan pepaya, pastikan sudah matang dan mentah, karena paparan panas dapat merusak enzim pencernaannya.
Juga, pepaya mentah atau setengah matang bisa berbahaya bagi wanita hamil, karena dapat merangsang kontraksi.
Ringkasan: Pepaya mengandung enzim pencernaan papain, yang memecah protein menjadi bahan penyusun, termasuk asam amino. Pastikan untuk makan pepaya matang dan mentah, karena panas yang tinggi dapat merusak enzim pencernaannya.
3. Mangga
Mangga adalah buah tropis berair yang populer di musim panas.
Mereka mengandung enzim pencernaan amilase - sekelompok enzim yang memecah karbohidrat dari pati (karbohidrat kompleks) menjadi gula seperti glukosa dan maltosa.
Enzim amilase pada mangga menjadi lebih aktif saat buah matang. Inilah mengapa mangga menjadi lebih manis saat mulai matang.
Pankreas dan kelenjar ludah juga membuat enzim amilase. Mereka membantu memecah karbohidrat sehingga tubuh cepat menyerapnya.
Itu sebabnya mengunyah makanan secara menyeluruh sebelum menelan sering dianjurkan, karena enzim amilase dalam air liur membantu memecah karbohidrat untuk pencernaan dan penyerapan yang lebih mudah.
Disarankan untuk Anda: 8 manfaat kesehatan yang terbukti dari nanas
Ringkasan: Mangga mengandung enzim pencernaan amilase, yang memecah karbohidrat dari pati (karbohidrat kompleks) menjadi gula seperti glukosa dan maltosa. Amilase juga membantu pematangan mangga.
4. Sayang
Diperkirakan orang Amerika mengkonsumsi lebih dari 400 juta pon madu setiap tahun.
Cairan lezat ini kaya akan banyak senyawa bermanfaat, termasuk enzim pencernaan.
Berikut ini adalah enzim yang terdapat pada madu, khususnya madu mentah:
- Diastase: Memecah pati menjadi maltosa
- Amilase: Memecah pati menjadi gula seperti glukosa dan maltosa
- Invertase: Memecah sukrosa, sejenis gula, menjadi glukosa dan fruktosa
- Protease: Memecah protein menjadi asam amino
Pastikan Anda membeli madu mentah jika Anda mencari manfaat kesehatan pencernaannya. Madu olahan sering dipanaskan, dan panas tinggi dapat merusak enzim pencernaan.
Ringkasan: Madu mengandung berbagai enzim pencernaan, antara lain diastase, amilase, invertase, dan protease. Pastikan untuk membeli madu mentah, karena tidak terkena panas tinggi. Madu olahan dapat dipanaskan, yang merusak enzim pencernaan.
5. Pisang
Pisang adalah buah lain yang mengandung enzim pencernaan alami.
Mereka mengandung amilase dan glukosidase, dua enzim yang memecah karbohidrat kompleks seperti pati menjadi gula yang lebih kecil dan lebih mudah diserap.
Seperti mangga, enzim ini memecah pati menjadi gula saat pisang matang. Itu sebabnya pisang kuning matang jauh lebih manis daripada pisang hijau mentah.
Selain kandungan enzimnya, pisang merupakan sumber serat makanan yang baik, yang dapat membantu kesehatan pencernaan. Pisang berukuran sedang (118 gram) menyediakan 3,1 gram serat.
Sebuah penelitian selama dua bulan terhadap 34 wanita meneliti hubungan antara makan pisang dan pertumbuhan bakteri usus yang sehat.
Wanita yang makan dua pisang setiap hari mengalami peningkatan bakteri usus sehat yang sederhana dan tidak signifikan. Namun, mereka mengalami lebih sedikit kembung.
Disarankan untuk Anda: 8 makanan fermentasi untuk meningkatkan pencernaan dan kesehatan
Ringkasan: Pisang mengandung amilase dan glukosidase, dua enzim yang mencerna pati kompleks menjadi gula yang mudah diserap. Mereka lebih aktif saat pisang matang, itulah sebabnya pisang kuning jauh lebih manis daripada pisang hijau.
6. Alpukat
Tidak seperti buah lainnya, alpukat unik karena tinggi lemak sehat dan rendah gula.
Mereka mengandung enzim pencernaan lipase. Enzim ini membantu mencerna lemak menjadi molekul yang lebih kecil, seperti asam lemak dan gliserol, yang lebih mudah diserap tubuh.
Pankreas Anda juga membuat lipase, jadi Anda tidak perlu mendapatkannya dari makanan. Namun, suplemen lipase dapat membantu melancarkan pencernaan, terutama setelah makan tinggi lemak.
Alpukat juga mengandung enzim lain, termasuk polifenol oksidase. Enzim ini bertanggung jawab untuk mengubah alpukat hijau menjadi cokelat dengan adanya oksigen.
Ringkasan: Alpukat mengandung enzim pencernaan lipase, yang memecah molekul lemak menjadi asam lemak dan gliserol yang lebih kecil. Meski tubuh membuat lipase, mengonsumsi alpukat atau mengonsumsi suplemen lipase dapat memperlancar pencernaan setelah makan tinggi lemak.
7. Kefir
Kefir adalah minuman susu fermentasi yang populer di kalangan masyarakat kesehatan alami.
Itu dibuat dengan menambahkan "biji-bijian" kefir ke dalam susu. “Biji-bijian” ini adalah biakan ragi, bakteri asam laktat, dan bakteri asam asetat yang menyerupai kembang kol.
Selama fermentasi, bakteri mencerna gula alami dalam susu dan mengubahnya menjadi asam organik dan karbon dioksida. Proses ini menciptakan kondisi yang membantu bakteri tumbuh dan menambah nutrisi, enzim, dan senyawa bermanfaat lainnya.
Kefir mengandung banyak enzim pencernaan, termasuk lipase, protease, dan laktase.
Laktase membantu pencernaan laktosa, gula dalam susu yang sering dicerna dengan buruk. Sebuah studi menemukan bahwa kefir meningkatkan pencernaan laktosa pada orang dengan intoleransi laktosa.
Ringkasan: Kefir adalah minuman susu fermentasi yang mengandung banyak enzim pencernaan, termasuk lipase, protease, dan laktase. Enzim ini masing-masing memecah molekul lemak, protein, dan laktosa.
8. Sauerkraut
Sauerkraut adalah sejenis kol fermentasi yang memiliki rasa asam yang khas.
Proses fermentasi juga menambahkan enzim pencernaan, yang menjadikan makan sauerkraut cara yang bagus untuk meningkatkan asupan enzim pencernaan.
Selain mengandung enzim pencernaan, sauerkraut juga dianggap sebagai probiotik karena mengandung bakteri usus sehat yang meningkatkan kesehatan pencernaan dan kekebalan tubuh.
Disarankan untuk Anda: 11 makanan probiotik yang super sehat
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa probiotik dapat meredakan gejala pencernaan, seperti kembung, gas, sembelit, diare, dan sakit perut, pada orang dewasa yang sehat dan mereka yang menderita IBS, penyakit Crohn, dan kolitis ulserativa.
Pastikan untuk makan asinan kubis mentah atau tidak dipasteurisasi daripada asinan kubis yang dimasak. Suhu tinggi dapat menonaktifkan enzim pencernaannya.
Ringkasan: Sauerkraut adalah kubis fermentasi yang kaya akan banyak enzim pencernaan. Sifat probiotik asinan kubis dapat membantu meringankan gejala pencernaan.
9. Kimchi
Kimchi adalah lauk Korea pedas yang terbuat dari sayuran yang difermentasi.
Seperti asinan kubis dan kefir, proses fermentasi menambahkan bakteri sehat yang menyediakan nutrisi, enzim, dan manfaat lainnya.
Kimchi mengandung bakteri dari spesies Bacillus, yang menghasilkan protease, lipase, dan amilase. Enzim ini masing-masing mencerna protein, lemak, dan karbohidrat.
Selain membantu pencernaan, kimchi telah dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan lainnya. Ini mungkin sangat efektif untuk menurunkan kolesterol dan faktor risiko penyakit jantung lainnya.
Dalam sebuah penelitian terhadap 100 peserta muda yang sehat, para ilmuwan menemukan bahwa mereka yang makan kimchi paling banyak mengalami penurunan kolesterol total darah yang paling signifikan. Peningkatan kolesterol darah total merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Ringkasan: Seperti sauerkraut, kimchi adalah hidangan lain yang terbuat dari sayuran yang difermentasi. Itu difermentasi dengan bakteri dari spesies Bacillus, yang cenderung menambahkan enzim, seperti protease, lipase, dan amilase.
10.Miso
Miso adalah bumbu populer dalam masakan Jepang.
Itu dibuat dengan memfermentasi kedelai dengan garam dan koji, sejenis jamur.
Koji menambahkan berbagai enzim pencernaan, termasuk laktase, lipase, protease, dan amilase.
Itulah salah satu alasan miso dapat meningkatkan kemampuan mencerna dan menyerap makanan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa bakteri dalam miso dapat mengurangi gejala yang terkait dengan masalah pencernaan, seperti penyakit iritasi usus (IBD).
Selain itu, memfermentasi kedelai membantu meningkatkan kualitas nutrisinya dengan mengurangi kandungan antinutriennya. Antinutrien adalah senyawa yang ditemukan secara alami dalam makanan yang dapat menghambat penyerapan nutrisi dengan mengikatnya.
Ringkasan: Miso adalah bumbu populer dalam masakan Jepang yang dibuat dengan memfermentasi kedelai. Itu difermentasi dengan jamur koji, yang menambahkan enzim pencernaan, seperti laktase, lipase, protease, dan amilase.
11. Buah kiwi
Buah kiwi adalah berry yang dapat dimakan yang sering direkomendasikan untuk memperlancar pencernaan.
Ini adalah sumber enzim pencernaan yang bagus, terutama protease yang disebut actinidain. Enzim ini membantu mencerna protein dan secara komersial digunakan untuk melunakkan daging yang keras.
Selain itu, buah kiwi mengandung banyak enzim lain yang membantu mematangkan buah.
Para ilmuwan percaya actinidain adalah salah satu alasan mengapa buah kiwi membantu pencernaan.
Sebuah penelitian pada hewan menemukan bahwa menambahkan buah kiwi ke dalam makanan meningkatkan pencernaan daging sapi, gluten, dan isolat protein kedelai di perut. Ini dianggap karena kandungan aktinidainnya.
Studi hewan lain menganalisis efek actinidain pada pencernaan. Itu memberi makan beberapa hewan buah kiwi dengan actinidain aktif dan buah kiwi hewan lain tanpa actinidain aktif.
Hasil menunjukkan bahwa hewan yang diberi makan buah kiwi dengan actinidain aktif mencerna daging lebih efisien. Daging juga bergerak lebih cepat melalui perut.
Banyak penelitian berbasis manusia juga menemukan bahwa buah kiwi membantu pencernaan, mengurangi kembung, dan membantu meringankan sembelit.
Ringkasan: Buah kiwi mengandung enzim pencernaan actinidain, yang membantu mencerna protein. Selain itu, mengonsumsi buah kiwi dapat meredakan gejala pencernaan seperti kembung dan sembelit.
12. Jahe
Jahe telah menjadi bagian dari masakan dan pengobatan tradisional selama ribuan tahun.
Beberapa manfaat kesehatan jahe yang mengesankan dapat dikaitkan dengan enzim pencernaannya.
Disarankan untuk Anda: 8 manfaat kesehatan berbasis bukti pepaya
Jahe mengandung protease zingibain, yang mencerna protein menjadi bahan penyusunnya. Zingibain digunakan secara komersial untuk membuat dadih susu jahe, makanan penutup Cina yang populer.
Tidak seperti protease lainnya, ini jarang digunakan untuk melunakkan daging, karena umur simpannya pendek.
Makanan yang duduk di perut terlalu lama sering dianggap menyebabkan gangguan pencernaan.
Studi pada orang dewasa yang sehat dan mereka yang mengalami gangguan pencernaan menunjukkan bahwa jahe membantu makanan bergerak lebih cepat melalui perut dengan meningkatkan kontraksi.
Penelitian pada hewan juga menunjukkan bahwa rempah-rempah, termasuk jahe, membantu meningkatkan produksi enzim pencernaan tubuh sendiri seperti amilase dan lipase.
Selain itu, jahe tampaknya menjadi pengobatan yang menjanjikan untuk mual dan muntah.
Ringkasan: Jahe mengandung enzim pencernaan zingibain, suatu protease. Ini dapat membantu pencernaan dengan membantu makanan bergerak lebih cepat melalui saluran pencernaan dan meningkatkan produksi enzim pencernaan tubuh sendiri.
Ringkasan
Enzim pencernaan adalah protein yang memecah molekul yang lebih besar seperti lemak, protein, dan karbohidrat menjadi molekul yang lebih kecil yang lebih mudah diserap di usus kecil.
Tanpa enzim pencernaan yang cukup, tubuh tidak dapat mencerna partikel makanan dengan baik, yang dapat menyebabkan intoleransi makanan.
Enzim pencernaan dapat diperoleh dari suplemen atau secara alami melalui makanan.
Makanan yang mengandung enzim pencernaan alami antara lain nanas, pepaya, mangga, madu, pisang, alpukat, kefir, sauerkraut, kimchi, miso, buah kiwi, dan jahe.
Menambahkan makanan ini ke dalam diet Anda dapat membantu meningkatkan pencernaan dan kesehatan usus yang lebih baik.